Tinggal dalam kuburan

Tinggal dalam kuburan – Asslamu’alaikum, Ada sebuah cerita dimana suatu ketika ada cerita dari padang pasir, “Arab Saudi” tentang seorang anak yang tinggal didalam kuburan, langsung saja menuju ceritanya.

Dari sebuah kota di Saudi Arabia terdapat anak yang tinggal didalam kuburuan, anak itu bernama Ahmad Rasyid, keseharianya seperti anak biasa tidak dalam keadaan sakit atau diasingkan oleh kedua orang tuanya. kedua orang tuanya memiliki harta yang berlimpah, sangat kaya raya dan keluarga terpandang disana.

Kala itu hari dimana hari ulang tahun Rasyid, sang ayah menghampiri Rasyid, dan ayahnya bertanya kepada Rasyd “Selamat ulang tahun wahay anak ku, beritahulah ayah apa yang engkau inginkan dihari ulang tahunmu ini ?” kemudian Rasyid hanya menjawab “Tidak wahai ayah ku, aku tidak mengingkan apapun” Sang ayah pun merasa ada hal yang tidak beres dengan Rasyid, biasanya Setiap dihari ulang tahun nya selalu meninta sesuatu. hari itu berlalu dan ayahnya pun meninggalkan Rasyid.

Keesokan harinya sang ayah kembali menemui Rasyid untuk menanyakan hal yang sama dengan hari kemarin, karena penasaran ayah nya pun kembali bertanaya kepada Rasyid “wahai Rasyid anak ku, ceritakanlah ada apa denganmu?”. Rasyid menjawab, “Tidak ada yang harus yang aku ceritakan wahay ayah” sang ayah kembali bertanya, lantas apa yang engkau pikirkan sehingga dihari ulang tahun mu, engkau tidak meminta apapun kapada ayah. Rasyid kembali menjawabnya “Wahay ayahku, semua yang aku butuhkan sudah engkau berikan, bahkan terkadang yang tidak perlu aku inginkan engkau berikan ayah, lalu apa yang aku inginkan lagi sedangkan semuanya sudah ada” sang ayah kembali mengerutkan dahi merasa ada yang disembunyikan oleh Rasyid, sang ayah pun kembali meninggalkan Rasyid, “Baiklah anak ku jika seperti itu ayah pergi dahulu besok kita berjuma lagi”.

Hri itu pun berlalu berganti hari, dimana hari ini Rasyid akan mengungkapkan apa yang sebenarnya ia inginkan, dan apa yang ada didalam fikiran Rasyid.

Sang ayah pun kembali menemui Rasyid, “Hay anak ku, bagaimana hari ini apakah ada yang membuatmu berkesan?” Rasyid menjawab dengan sedikit sedih “Tidak ada ayah, hari ini sama seperti hari hari sebelumnya selalu gelap ayah” sang ayah pun meras bingung, dan kembali bertanya “Apa yang engkau maksudkan wahay anakku, gelap apa yang kamu maksudkan?”
Rasyid akhirnya mengutarakan apa yang dia rasakan selama hidupnya penuh dengan kegelapan, rasa sepi dan keheningan. “Wahay ayahku, selama ini aku hidup dalam keheningan, dalam kegelapan, apakah engkau tidak perduli denganku, apakah engkau tidak merasakan penderitaanku selama ini ayah ? aku selama ini tinggal dalam kuburan yang sunyi sekali ayah”

Sang ayah merasa heran “Wahay Rasyid, apa yang engkau maksud dengan tinggal dalam kuburan ? engkau tinddal didalam rumah yang megah dan mewah, apa yang engkau butuhkan selalu ayah berikan” kemudian Rasyid mempertegasnya “Wahay ayah ketahuilah, Rumah semegah apapun, istana semegah apapun, jika didalamnya tidak pernah dilantunkan ayat ayat suci Al-Qur’an itu diibaratkan kuburan ayah, maka dari itu mari ayah mulai dari saat ini kita keluar dari kuburan ini ayah” Sang ayah mulai menangis dan tidak tahan untuk menahan air matanya, sang ayah memeluk Rasyid dengan rasa kasih sayang yang dalam seorang ayah kepada anaknya, “Wahai anak ku, maafkan ayah nak, selama ini ayah selalu lalay perihal akhirat, ayah hanya memikirkan duniawi, padahal dunia ini hanya untuk persinggahan saja, mulai sekarang mari kita keluar dari kuburan ini dan mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an”.

Mudah-mudahan kita mendapatkan hikmah dari cerita diatas, semoga kita sebagian orang yang selalu melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan selalu mendapat Ridha Allah S.W.T, aamiin.