Indonesia ternyata memiliki peran dalam perjuangan khilafah utsmaniyah 1924 – Sejarah Runtuhnya Kesultanan Utsmani puncak nya pada tahun 1924, yaitu Mustafa Kemal Attaturk, agen dari Inggris yang berketurunan Yahudi itu melakukan kudeta terhadap Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman).
Sultan Abdul Hamid II yang menjadi pukulan telak terhadap umat Islam 94 tahun silam. Turkai Utsmaini yang sempat berjaya di Eropa, yang menguasai dua pertiga dunia itu dihapuskan dalam tatanan dunia tepat pada 3 Maret 1924.
Kemduain sejak saat itu umat Islam yang dinaungi oleh khilafah utsmani terpecah belah, terpecah belah menjadi negara negara baru tepatnya lebih dari 50 negar. Dan sejak saat itupun umat Islam di di dunia seperti tidak ada tempat untuk mengadu, dan peristiwa itupun berdampak besar terhadap tata politik internasional, dimana umat islam tidak lagi memiliki pengaruh pada relasi politik internasional.
Di Indonesia, Utsmani Ottoman memilki sejarah yang sangat baik terhadap rakyat Aceh, kala itu Belanda sudah mulai masuk ke tanah Aceh dan mulai menjajah tanah Aceh, hal tersebut membuat Aceh tak berdaya. sampai Aceh dilarang untuk pergi Haji, kemudian Aceh mengirim surat ke Sultan Abdul Hamid Han yang berisikan.
“Khalifah Islam yang berkuasa, Yang Mulia Sultan Abdul Hamid Han, kami orang-orang Aceh, kami tahu kalau Ottomanlah pelabuhan terakhir bagi yang tertindas kami juga tahu kalau Khalifah Abdul Hamid Han juga seorang Ayah. Sekarang kami sudah tidak tahan lagi terhadap hal-hal yang dilakukan oleh orang kafir Belanda untuk menaklikan tanah kami, orang kafir Belanda tidak memperbolehkan kami pergi haji kami telah berdoa kepada Allah, lalu meminta bantuan kepada Khalifah kita.”
Kemarahan besar Sultan Abdul Hamid Han memuncak, dan segera akan memberikan bala bantuan tentara ke Aceh, namun terdapat kendala karena jalur darat tidak bisa ditempuh. Sebab pembangunan kereta api saat ini terhenti karena Inggris dan Jerman mundur dari tender, Entah mencegah tentara Sultan Abdul Hamid Han bisa meraih Aceh atau bagaimana, namun itulah yang terjadi. Sultan Abdul Hamid Han tidak kehabisan akal. beliau mendapati dokumen penting terkait negara-negara Eropa, Dipanggilah utusan dari negara Eropa untuk diperlitahtakanya dokumen tersebut, negar Eropa pun tidak berdaya kemudian orang-orang Aceh kembali diberi akses pergi haji, dengan usaha diplomasi Sultan Abdul Hamid Han dan memberikan perjalanan yang lebih layak kepada orang-orang Aceh.
Turki utsmani adalah benteng terakhir bagi umat Islam, di Indonesia berita penghapusan khilfah utsmaniyah mendapat respon dari tokoh pergerakan umat islam pada mei 1924, dalam kongres al islam ke 2 yang diselanggarakan oleh tarekat Islam dan muhammadiyah yang dipimpin oleh H. Agus Salim untuk mempersatukan umat islam. Maka persoalan khilafah utsmani menjadi topik dan pembahasan dalam kongres, dan didalam kongres yang diketuai oleh H. Agus Salim, didalam kongres menyerukan bahwa untuk meningkatkan persatuan umat Islam, kongres harus ikut aktif dalam usaha menyelesaikan kepentingan khilafah yang yang menyangkut kepentingan seluruh umat islam.
Keputusan itu semakin dipertegas dengan lahirnya keputusan kongres nasional sentral tarekat islam pada Agustus 1924, seperti yang di beritakan pada surat kabar Bandera Islam konres memutuskan.
“hendak membantoe dengan segala kekoeatan boedi dan tenaganja semoega inchtiar jang menoedjoe maksoed akan mengirimkan oetoesanja oemmat Islam di Hindia-Timoer, boeat menghadiri. Congres Igama Islam, jang diadakan di Cairo goena membitjarakan dan memoetoeskan perkara Chilafat Islam.”
Sejak saat itu dibentuklah perjuangan untuk khilafah utsmani di Indonesia yang bernama Komite Khilafah, Komite Khilafah tersebut diketuai oleh Wondo Soedirdjo dari tarekat Islam dan wakli ketua Kyai Haji Abdul Wahab Hasbullah, dari kalangan tradisi yang kemudian menjadi pendiri Nahdatul Ulama (NU), bagi umat Islam keruntuhan khilafah utsmai adalah sejarah yang tidak terlupakan namun bukan berarti untuk diratapi namun harus sama sama diperjuangkan.